Selasa, 07 Juni 2011

NAMAKU VAGINA

Titipan! Anda tahu bagaimana titipan itu bekerja? Baik kuceritakan saja titipan itu bekerja di tempatku. Tapi jangan Tanya dimana asalku. Jangan Tanya keturunanku. Cukup kau tahu bahwa aku Islam, berkelamin perempuan, berumur sepanjang masa.

Kau tahu apa artinya berkelamin perempuan di tempat asalku? O…ini adalah berkah. Rejeki. Setiap pasangan suami istri yang dianugerahi bayi berkelamin perempuan akan menghembuskan nafas bebas. Beberapa tahun lagi semua persoalan akan terbalas. Puasa sepanjang musim-musing yang mengerikan akan segera berakhir. Khayalan akan Kepulan-kepulan asap yang leluasa melewati lubang-lubang atap dan menjadi awan sejenak di hati kami. Kau tahu apa arti semua ini? Ini adalah barter!

Kau tahu apa artinya barter pada diri kami yang primitif? Hah, ini tak lebih dari sekedar mengisi ruang kosong lambung kami.  Mengganti atap-atap dimana hujan juga leluasa merontoki hati kami. Dengan rasa tawar, kami berikan kelamin-kelamin perempuan kami. Kami berikan Kelamin bocah perempuan kami yang lusuh yang diangkut  ke negeri entah. Kami berikan kelamin dara perempuan kami yang kurus yang di bawa ke kota entah. Kami berikan kelamin jejanda kami  yang rongsok yang dibarter di bawah tangan siri. Kau tahu apa arti semua in? ini adalah kubu!

Kau tahu apa artinya kubu? Karena hidup telah berjalan dan nasib hanya satu pilihan: makan angin, maka seseorang yang entah dari mana diutus ke kampung kami. Ia menawari kami beras. anda tahu arti dan nilai beras buat kami? Sama arti dan nilainya dengan kelamin perempuan kami. Dan artinya kami telah mendapatkan sesuatu yang berharga - karena utusan itu telah memilih kelamin perempuan kami sebagai sesuatu yang berharga pula buat dirinya. Dicampakan tak layak dan tanah pun tak mau menerima bangkai yang kalah dalam hidup. Mentradisilah barter kelamin di tanah asalku.

Namaku Vagina. Sekarang bahagia dalam celana dalam yang lembut dan harum berwarna merah. Samar kudengar celana dalam ini berasal dari Butik Paris atau…Singapur. Tapi aku tak tahu di mana Butik Paris atau Singapur itu. Aku muhon jangan hina kebodohanku ini. Sungguh aku tak tahu. Tapi nama Amerika, Rusia atau…apalah yang katanya berasal dari benua Eropa, pernah kudengar juga. Juga kuingat nama Asia Tenggara. Nama-nama yang kusebutkan itu berkaitan erat dengan kelamin-kelamin perempuan dari kampungku. Katanya mereka hidup bahagian. Bersekolah tinggi. Bergelar, mendapatkan kedudukan yang baik, dan terhormat. ‘Terhormat’! Aku tak mengerti kenapa kata ini selalu menggetarkan keseluruhanku. Kata ini awalnya kudengar dari mulut Islam. Aku tak yakin betul apakah aku mampu menjelaskan kata ‘Terhormat’ secara rinci. Yang jelas saudara-saudaraku yang di nama-nama kusebutkan tadi ada di posisi itu sekarang. Sungguh aku bahagia mendengarnya. Dicampakan tak layak dan tanah pun tak mau menerima bangkai yang kalah dalam hidup. Maka beras senilai dengan kelamin perempuan kami.

Itu adalah cerita gembira dari tanah entah. Tapi kau tahu kampungku sekarang? Kurasa kau sudah tahu. Apapun bentuk sirat dalam pikiranmu, kuyakin itu adalah kutukan buat kampungku itu. Atas nama dosa musti dilenyapkan! Dibumi hanguskan! Dan orang-orangnya musti dirajam! Sungguh apapun yang kalian maui untuk melepaskan aib dari badan kami, sungguh layak buat kami. Dan kabar yang kudengar itu sudah terjadi. Tapi tahukah kau kawan? Orang-orang yang mengatas namakan LSM, datang dari pintu-pintu mana saja. Menghancurkan kunci-kunci keterisoliran. Serupa Robin Hood ia menyerang suara-suara kalian. Ia menangkis terjangan kalian. Ya kalian saling serang. Saling hantan di ruang-ruang peradilan. Atas nama perikemanusiaan, keadilan, dosa-dosa, keselamatan, kalian memenuhi wajah media-media. Sementara rumah-rumah dengan kelamin-kelamin di dalamnya telah berpuasa semenjak tikai kalian. Dan aku Vagina berkata pada kalian yang mengerti segudang teori: orang-orang kampungku tak dikalahkan hidup. Tapi dibunuh hidup!
(Cuma draf)

Padang Mei 2011

Tidak ada komentar :

Posting Komentar