Minggu, 19 Januari 2014

'ISYQ



Wahai Al-Masih, singgahlah sebentar. Kebunnya sedang berbunga. Kami
tahu ia telah merawatnya sepanjang musim. Lihatlah, mata siapa yang tak
cinta pada mekaran di ujung ranting dan tandan itu? Nampan-nampan tentu
tak sabar menanti hari memanen.

Wahai Al-Masih, lihatlah kini, akalnya tak terawat. Kami tahu ia telah
bicara denganmu kemarin. Lihatlah, buat apa kebun itu lagi, ia penghuni
puncak bukit dan padang-padang dengan mata menerawang ke langit
sekarang. Sepi yang kurus telah merusak lemak kerjanya.

Kini bicaralah pada kami, kami akan menyembuhkannya.

Ya, kebunnya berbunga mendahului kebun kalian. Ketahuilah, kerja akar
di lambung tanah, daun di mata surya, kebun-kebun yang berbeda
Katakanlah, Mata siapa paling buta? Nampan-nampanNya tak menunggu
hari raya panen.

Wahai kaum pekerja, cinta adalah tabiat menyenangkan, kerja meneguh
tampuk-tampuk di tandan. Ketika cinta menyincin di jari kerja, musim
rindu merawatnya di puncak-puncak bukit dan padang-padang penderitaan.

Aku bertanya: dengan apa kalian menyembuhkannya? Kebunnya telah
di tumbuhi benih mahabbah. Benih yang tuli dan menuli.


Payakumbuh,150813

Tidak ada komentar :

Posting Komentar